Bantuan PIP di SD Keniten Batang Diduga Disunat, Ini Penjelasan Kepala Sekolah

Bantuan PIP di SD Keniten Batang Diduga Disunat, Ini Penjelasan Kepala Sekolah
Foto : M. Ali Ridho/detiknusantara.net

BATANG – Dana Program Indonesia Pintar (PIP) melalui Kartu Indonesia Pintar (KIP) atau pemberian bantuan tunai pendidikan kepada anak usia sekolah bagi keluarga miskin di salah satu sekolah di Kabupaten Batang diduga disunat.

Dugaan praktik pungutan liar (Pungli) bagi penerima PIP kembali mencuat atas laporan dari beberapa orang tua murid dan warga Kecamatan Pecalungan, Kabupaten Batang.

Sumber detiknusantara di Desa Keniten, Kecamatan Pecalungan dan juga walimurid mengungkapkan, dana itu di kumpulkan di salah satu orang bernama Dwi Lestari yang juga selaku Wali murid dan sekaligus pengelola kantin di sekolah tersebut.

Bahkan, Dwi Lestari ketika di konfirmasi Detik Nusantara tidak mengelak hal tersebut alias membenarkan praktek pemotongan PIP di SD Keniten.

Dia menjelaskan bahwa, penerima PIP ada 26 anak. Selanjutnya masing-masing penerima PIP dimintai uang sebesar Rp 100 ribu yang di kumpulkan dengan dalih infaq untuk selanjutnya diserahkan ke pihak sekolah.

“Yang menangani program PIP Bu Tri Isma yang bagian Admin,” katanya, Kamis (24/11/2022) pekan lalu.

Bantuan PIP di SD Keniten Batang Diduga Disunat, Ini Penjelasan Kepala Sekolah

Sementara Tri Ismawati ketika ditemui diruang kerjanya menjelaskan bahwa, program PIP di tahun 2022 semester ini ada 28 anak, yang 1 pindah ke luar jawa dan yang satu lagi pindah ke SD Gumawang.

“Kalau di tempat saya di aplikasi sistemnya nominalya 450 ribu,” jelasnya

Disinggung kaitan infaq atau pungutan yang nantinya akan di serahkan ke dirinya, ia mengelaknya. “Saya tidak tahu soal itu, monggo ditahyakan sama Pak kepala sekolah saja,” ujarnya

Terpisah, Kepala Sekolah SD Keniten Siwi Setiawan mengatan bahwa terkait PIP sudah di ambil atau belum dirinya mengaku kurang tahu.

“Kemarin saya mengumpulkn wali murid untuk membagikan rekening, karena harus di ambil hari Jum’at, karena informasi dari BRI sedikit terlambat, karena tidak semuanya dapat,” terangnya.

Baca Juga :  Carut Marut Ketahanan Pangan Desa Kalipucang Kulon Disinyalir Tak Sesuai Rencana

Lamjut Siwi, untuk kaitan infaq yang nilainya 100 ribu ia kurang tau sama sekali, dan sama sekali tidak ada pengumuman infaq 100 ribu.

“Karena saya secara pribadi tidak pernah menyampaikan hal pungutan/infaq, mungkin itu kebiasaan kepala SD sebelum saya, karena saya jadi kepala sekolah disini belum lama,” pungkasnya. (Ali)

error: