Sosbud  

Randu Jajar Pemalang, Dua Pohon Randu Raksasa yang Pantang Ditebang

randu jajar
Dua pohon randu raksasa di Kabupaten Pemalang yang biasa disebut Randu Jajar (Tris/Detik Nusantara)

PEMALANG – Dua pohon randu besar menghimpit Jalan Randudongkal – Belik Pemalang bak gerbang selamat datang. Dua pohon yang disebut warga randu jajar dan dikeramatkan itu, menjulang tinggi, bahkan tingginya dua kali lipat dari tiang listrik yang tak jauh letaknya.

Lokasi dua pohon randu berusia ratusan tahun tersebut ada di Desa Sikasur, Kecamatan Belik, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah

Meski dianggap kramat oleh warga sekitar, namun dua pohon tersebut kini populer bagi anak-anak muda untuk berswafoto.

Itu lantaran indahnya landscape yang ada di sekeliling dua pohon randu, selain areal persawahan, kemegahan Gunung Slamet juga bisa terlihat kala cuaca cerah.

Seperti yang dilakukan Sellla, gadis belasan tahun asal Kecamatan Warungpring, Pemalang bersama rekannya, sengaja mendatangi pohon randu jajar untuk mengabadikan momen, dan akan mengunggah foto di media sosial.

Randu Jajar Pemalang, Dua Pohon Randu Raksasa yang Pantang Ditebang
Randu Jajar (Foto : Tris/Detik Nusantara)

“Untuk mengabadikan momen, karena tempatnya bagus. Kalau cerita-cerita di sini saya tidak tahu menahu,” katanya, Sabtu (25/6/2022).

Sementara bagi warga Desa Sikasur, Randu Jajar, dipercaya menjadi penjaga Desa Sikasur. Randu Jajar tersebut kerap diibaratkan sebagai sosok lanang (laki-laki) dan wadon (perempuan) yang sedang beriringan.

Bahkan Kedua pohon tersebut juga dipercaya sebagai penjaga atau penunggu desa tersebut. Hingga pohon tersebut tidak boleh ditebang.

Mengenai mitos yang berkembang terkait keberadaan pohon Randu Jajar, sebagaimana disampaikan akun Instagram @pemalang.update, salah satu kepala desa yang pernah menjabat di Desa Sikasur pernah memiliki rencana untuk menebang Randu Jajar. Tetapi warga beramai-ramai membawa parang dan segala macam untuk mencegahnya,” tulis @pemalang.update menyertai video pendek tentang Randu Jajar tersebut.

Karena penolakan warga, maka Randu Jajar hingga kini masih kokoh berdiri. Dan meskipun sekilas tampak sama, dua pohon randu alas itu rupanya punya perbedaan jika diamati lebih seksama.

Baca Juga :  Gercep, Danrem 071/Wijayakusuma Atasi Banjir Kawunganten Cilacap

Salah satu pohon yang berdiri di sisi kanan (jika dari arah Pemalang) memiliki lubang besar ditengah menganga di bagian bawah hingga ke atas, tampak seperti goa.

Perihal usia pohon, salah seorang tokoh masyarakat Desa Sikasur, menyebut bahwa Randu Jajar sudah ada semasa neneknya masih hidup di zaman Belanda. Selain itu banyak warga yang juga percaya pohon ini sebagai pintu gerbang Desa Sikasur, sehingga tidak boleh ditebang.

Bahkan, terkait Randu Jajar ada mitos yang dipercaya warga setempat. “Jika pohon ini ditebang, maka permukiman penduduk yang tinggal di arah jatuhnya pohon tersebut akan mengalami petaka. Kalau nekat kami percaya akan terjadi bencana, mitosnya Desa Sikasur akan jadi lautan,” ungkap @pemalang.update mengutip keterangan Kusin.

Itulah Randu Jajar di Desa Sikasur, Pemalang yang selalu mencuri perhatian pemakai jalan di jalur jalan lintas Purbalingga – Pemalang. (trs)

error: