Parah! Kasus Infeksi Virus HIV Se Jawa Timur, Banyuwangi No Dua Setelah Surabaya

Parah! Kasus Infeksi Virus HIV Se Jawa Timur, Banyuwangi No Dua Setelah Surabaya
Priyo Santoso Anggota DPRD Banyuwangi dari fraksi PKB

Banyuwangi, detiknusantaraNET – Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, di tahun 2021 ini mencatat ada sebanyak 2.526 laporan baru kasus infeksi virus HIV/AIDS. Kabupaten Banyuwangi, merupakan daerah temuan kasus tertinggi kedua setelah Kota Surabaya.

Data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jatim, tercatat ada sekitar 323 kasus di Kota Surabaya. Disusul Banyuwangi dengan 186 kasus dan Jember sebanyak 74 kasus di tahun ini.

Data yang diperoleh TIMES Indonesia, terhitung sejak tahun 1999-2021 Kabupaten Banyuwangi telah menyumbang kasus infeksi HIV/AIDS sekitar 5,5 ribu kasus”, ujarnya.

Dari jumlah tersebut, lebih dari 3,5 ribu diantaranya adalah pengidap HIV. Lebih dari 600 pengidap sudah dilaporkan meninggal dunia.

Pada tahun 2018, di Banyuwangi tercatat ada 643 pengidap HIV/AIDS baru. Jumlah tersebut menurun secara berangsur sejak 2019. Di tahun 2020, ada sekitar 555 pengidap. Mayoritas pengidapnya merupakan kaum ibu dengan kisaran umur 22 – 35 tahun.

Dalam peringatan hari HIV/AIDS sedunia pada bulan Desember 2021 ini, anggota DPRD Banyuwangi dari fraksi PKB, Priyo Santoso ikut prihatin. Politisi berkepala plontos ini berharap ada perhatian lebih dari Pemerintah setempat”, Imbuhnya.

“Sepenuhnya Priyo memahami, saat ini setiap daerah sedang fokus dalam penanganan wabah Covid-19. Baik dari tenaga, pikiran dan anggaran secara besar-besaran sudah dialokasikan. Namun demikian, Priyo tetap meminta agar upaya pencegahan penyebaran virus HIV/AIDS tetap harus dilakukan.

“Kami sangat prihatin. Iya memang fokus pemerintahan sekarang adalah Covid-19 yang sudah memakan banyak korban dalam waktu singkat, tapi penanganan soal HIV/AIDS harus tetap dilakukan,” kata Priyo Saat di Konfirmasi Wartawan, Jumat (3/12/2021).

Dia menilai, jumlah pengidap HIV/AIDS di Banyuwangi masih memungkinkan terus bertambah setiap tahunnya. Mengingat gaya pergaulan saat ini sangatlah bebas yang melebihi batas ekstrem. Di fase remaja, para generasi saat ini sangatlah rentan melakukan hal-hal yang bertolak belakang dengan norma agama.

Baca Juga :  Viral! Oknum Aggota (SATPOL PP) diduga Melindungi Adanya Cafe Ilegal

“Sebab itulah, peran keluarga sangat penting untuk pendidikan seks di usia dini. Setiap anak harus diberikan edukasi bahaya HIV/AIDS,” Kata Priyo.

Selain pemahaman di dalam keluarga, pendampingan terhadap kelompok pengidap juga penting terus dilakukan. Selain mencegah penularan, pencegahan ini penting untuk menjaga kesehatan mental para pengidap HIV/AIDS.

Priyo berpendapat, dalam hal ini harus ada sebuah strategi khusus dari pemerintah daerah. Straregi yang dilakukan harus mampu memperluas akses pencegahan, memberikan layanan diagnosis HIV secara gratis dan pengobatan ART dan infeksi oportunistik”, cetus priyo.

“Soal HIV/AIDS itu sama dengan penanganan Covid-19 sekarang. Semua harus bekerjasama. Pencegahan tetap dilakukan, pendamping juga. Agar tidak mendiskriminasi kelompok pengidap. Obat ARV juga harus bisa dijangkau di seluruh Pukesmas di Banyuwangi,” jelas Priyo. (Beben)

error: